Jumat, 14 Agustus 2009

Tentang Sebuah Genggaman







Genggam tanganku dan utarakan semuanya melalui perantaraan jemari yang saling bertaut, hingga aku mampu merasa semua tertumpah diantara lekuk jemari kita. Ketika telapak tanganku terasa dingin, maka tanganmu menjelma menjadi tungku yang menghangatkannya.


Genggaman itu erat, namun tidak menyakitkan. Sedetik berada didalam genggamanmu membuatku merasa aman. Genggaman itu lembut, namun menguatkan. Sedetik berada didalam genggamanmu membuatku merasa dapat melalui segala rintangan yang ada.



Aku bisa merasakan semuanya dari genggaman tanganmu. Semuanya tertumpah dan terpusat pada sebuah genggaman yang tak lebih dari sedetik. Apabila suatu hari genggaman itu memudar, aku pun tahu bahwa sesuatu telah hilang. Sesuatu tak lagi berada disana.



Karena itu, sementara ini genggam tanganku dengan hati-hati. Seakan ada cinta yang rapuh dan melayang diantara kedua telapak tangan kita yang saling berdekatan. Genggamlah dengan cukup rapat, agar ia tidak meluncur pergi dan genggamlah dengan agak renggang, agar tidak menghancurkan sayapnya yang rapuh.



Genggam tanganku dan buatlah aku mengerti bukan dengan kata-kata. Hingga cinta yang berada didalam genggaman kita memiliki satu jiwa. Hingga kita tahu, didalam genggaman itu, kita ditakdirkan untuk bersama.





Tidak ada komentar:

Powered By Blogger