Minggu, 16 Agustus 2009

"V"





Saya bisa merasakan degub jantung yang berdetak cepat melewati saraf-saraf pada telapak tangan saya. Sebuah refleksi impuls saraf simpatik yang mengantarkan pesan menuju otak belakang sebagai alarm tubuh yang menjelaskan bahwa saat ini saya sedang gelisah. Perut saya mual. Telapak tangan saya berkeringat. Kedua belah kaki saya bergerak cepat tak terkendali, hingga tanpa saya sadari menimbulkan sebuah getaran kecil. Bahkan saya menggigit bagian bawah bibir ini saat sebuah lampu kecil berwarna oranye dihadapan saya menyala dan seolah-olah berkata “Sudahkah kau kencangkan sabuk pengaman yang melilit pada pinggangmu?”. Sontak saya pastikan sabuk pengaman yang melingkar dipinggang saya sudah terikat dengan kencang.



“Kamu boleh pegang tanganku ketika kita take off.”, lelaki yang duduk disebelah kiri saya menawarkan bantuan moril dengan media salah satu bagian fisiknya yang boleh saya pinjam sejenak. “Sampai kita landing pun tak apa. Kamu remaspun tak masalah.” Lanjutnya sambil tersenyum mengejek.



“Eh kamu tau, saya tidak pernah takut terbang”, jawab saya perlahan setelah menggenggam tangannya.



“Apa yang sih yang tidak ku tau dari dirimu?”, tanyanya dengan nada berbisik, tanpa sedikitpun menjawab tatapan mata saya yang mengarah kepadanya. “Empat tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengenal seseorang, dan kamu tahu itu...”



Dia hanya menunjuk kearah jendela kecil yang berbentuk segi empat tak bersudut disebelah kirinya, lalu saya pun melempar tatapan mata saya ke arah jari telunjuknya. Saya bisa merasakan pesawat ini bergetar semakin keras. Sayapnya semakin jauh meninggalkan daratan. Sementara saya hanya mampu menggenggam tangan laki-laki itu sekuat-kuatnya.



Secepatnya saya memalingkan pandangan dari arah jendela, lalu beralih menatap bagian belakang kepalanya, menelusuri rambut ikalnya yang terikat rapi hingga sebuah titik kecil kehitaman pada lehernya yang bersih terlihat jelas. Sepertinya, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan tahi lalat dilehernya itu. Atau mungkin hanya saya yang tahu? Selain orang tuanya tentu saja, sebab saya sering mengikatkan rambutnya, atas nama kerapihan.



**



Saya masih disini. Duduk dibalik selimut tebal ditemani secangkir hazelnut cappucino dan beberapa potong donut yang disiapkan dimeja sebagai menu sarapan pagi. Sinar matahari menyeruak masuk melalui tirai-tirai jendela lalu merayap melewati tubuh yang masih enggan beranjak dari tempat tidur.



“Bukannya kamu sudah janji akan memotong rambutmu jika kamu diterima kerja? Kenapa hingga saat ini belum kamu lakukan?”, tanya saya disebuah pagi, tepat seminggu setelah ia mendapat pekerjaan pertamanya.



“Hari jum'at saja!”, jawabnya singkat dari balik pintu kamar mandi. “Kamu mau kan menemaniku setelah pulang kerja hari jum'at nanti?”. Setelah itu hanya suaranya yang sedang menggosok gigi serta air yang mengalir deras yang mampu saya dengar.



Dia memang senantiasa membiarkan saya terlibat dalam segala hal yang ia lakukan dalam hidupnya. Bahkan dalam hal-hal kecil, seperti pergi memangkas rambut misalnya. Tapi sampai hari inipun, saya masih melihat rambutnya panjang. Bahkan poninya yang terakhir saya lihat masih belum mampu di ikat, kini mampu ia tarik kebelakang, hingga seluruh bagian rambutnya bisa terikat.



Saya menebak dia sudah memotong rambutnya, namun tidak memangkasnya hingga pendek. Mungkin karena ia tidak bisa memutuskan sendiri model rambut seperti apa yang cocok untuknya jika dipotong pendek. Belakangan ini memang saya terlalu sibuk dengan urusan saya sendiri, hingga saya tidak sempat mencuri waktu dan pergi menemaninya memangkas rambut.



**



“Kenapa sampai sekarang rambutmu masih panjang?”, tanya saya setelah lama berdiam diri hingga badan pesawat tak lagi bergetar kencang. Tanda wajib mengenakan sabuk pengaman pun telah padam, namun saya memutuskan untuk tetap mengenakannya. Ia menoleh, kemudian perlahan mendekatkan wajahnya ke arah saya.



“Mana mungkin kupotong jika tidak denganmu.”, jawabnya dengan nada berbisik. “Kamu tahu, membeli kemeja adalah hal terakhir yang saya lakukan tanpa ditemani dirimu. Dan hasilnya, bahkan temanku yang terkenal dengan selera fashionnya yang buruk pun masih bisa mengatakan bahwa kemeja yang aku beli itu jelek!”



Mau tidak mau saya tersenyum mendengar pengakuannya. Meski saya sendiri belum melihat langsung kemeja yang ia maksud. Jemarinya kini makin rapat mengisi sela-sela jemari saya, hingga saya bisa merasakan cincin yang tersemat di jari manis saya menekan kulit. Saya rogoh pelan-pelan bagian dalam tas yang tergeletak di pangkuan dengan satu tangan, kemudian mengeluarkan sebuah kartu undangan segi empat berwarna cokelat dengan hiasan kecil diujungnya.



“Bagus?”, tanya saya sembari menunjukkan kartu itu padanya. Dia hanya menggeleng pelan, padahal dia tidak sama sekali melihat ke arah kartu undangan yang berada ditangan saya. Padahal, biasanya ia tidak pernah mengatakan tidak bagus pada sesuatu yang saya pilih.



“Jika kamu bertanya mengenai design atau kombinasi warna, sudah pasti pilihanmu itu bagus di mataku. Aku percaya apapun yang kau kenakan dalam acara itu pasti cocok untukmu. Gaun pengantin warna putih yang kamu tunjukkan kemarin itu juga anggun, meski aku tak ikut memilihkannya untukmu. Cincin yang melingkar di jari manismu itupun indah, meski aku tidak benar-benar menyukainya. Bahkan kartu ini juga menarik, karena warnanya adalah warna kesukaan kita.”



Tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang buruk yang akan dikatakannya. Saya mencoba melepaskan genggaman tanganku dari tangannya, namun ia tak mau melepaskannya.



“Tapi besok, gaun pengantin berwarna putih itu akan menjadi buruk dimataku, karena bukan aku yang berada disampingmu saat kamu mengenakannya.”, ucapnya dengan nada yang tidak lagi berbisik. Kini nadanya meninggi. “Cincin itu menjadi tidak indah lagi, karena bukan aku yang memakai pasangannya. Dan undangan itu menjadi sama sekali tak menarik, karena bukan namaku yang tertulis didalamnya!”



**



Tanda untuk mengenakan sabuk pengaman sudah kembali menyala. Perjalanan 1 jam 45 menit kami hampir berakhir. Lelaki yang duduk disebelah kanan saya masih lelap tertidur. Sebelum pesawat take off, ia memang sudah lelap tertidur karena terlalu lelah menyiapkan segala hal untuk pernikahannya esok. Energinya terkuras, karena terlalu bersemangat mempersiapkan hari bahagianya.



Saya tidak mempunyai niat untuk membangunkannya, apalagi membiarkannya melihat kalau bukan tangannya yang saya pegang disaat saya dilanda takut terbang. Bahkan lelaki yang duduk disebelah kanan saya ini tidak tahu, bahwa sedari tadi saya dilanda ketakutan. Takut yang sebenarnya bukan karena takut terbang, namun takut untuk menghadapi hari esok. Takut menghadapi pernikahan yang akan kujalani dengan laki-laki yang duduk disebelah kanan saya. Takut melihat wajahnya bahagia pada hari yang paling ditunggunya, tapi justru saya hancurkan dikemudian hari, entah kapan.



Tiba-tiba saya merasakan lelaki yang duduk disebelah kanan saya terbangun. Kursinya bergerak, dan saya melihat ia sedang melemaskan otot-ototnya.



“Kamu sakit?”, tanya lelaki disebelah kanan saya. “Wajahmu pucat”, saya hanya bisa menggeleng lalu tersenyum padanya. Sementara lelaki disebelah kiri saya terlihat memilih untuk melihat keluar badan pesawat melalui jendela disampingnya.



“Vic, nanti malam jadi potong rambut?”, lelaki disebelah kanan saya menoleh kearah kiri sambil menyondongkan tubuhnya kearah depan, seolah ia ingin membuat lelaki yang duduk disebelah kiri saya tanggap atas pertanyaannya. Namun pertanyaannya hanya dijawab dengan anggukan tanpa sedikit pun ia menoleh kearah lelaki disebelah kanan saya.



“Biar aku yang antar”, saran saya kemudian. “Kamu istirahat saja”, lelaki disebelah kanan saya hanya menjawab dengan anggukan sebagai tanda setuju atas saran saya.



Kali ini saya menggenggam erat jemari lelaki yang duduk disebelah kanan saya pada saat pesawat landing. Tetapi lelaki yang duduk disebelah kiri saya pun ikut menggenggam jemari saya., keringat yang membasahi telapak tangannya saat ini seolah menyampaikan sebuah ketakutan. Saya bisa merasakan cincin yang tersemat di jari manis tangan kanannya menekan jari saya. Cincin di jari kami saling beradu.



**



Saya berpisah dengan lelaki yang duduk disebelah kiri saya selepas keluar dari pintu kedatangan bandara. Ia memilih untuk tinggal di hotel dengan alasan rumah tidak cukup luas untuk menampungnya. Sementara saudara-saudaranya yang lain juga menginap di rumah.



“Vic, aku serius soal potong rambut tadi.”, kata lelaki yang duduk disebelah kanan saya ketika lelaki disebelah kiri saya hendak masuk kedalam taksi.



“Nanti aku kabari, Mas.”, jawabnya datar.



Sementara saya sedang sibuk mengetik pesan pada telepon genggam saat lelaki disebelah kiri saya masuk kedalam taksi lalu meninggalkan bandara. Tak lama kemudian telepon genggam saya bergetar pelan dan membawa satu pesan singkat.



Segera kuceraikan istriku dan segera menikahimu!



Sender:

V

+6285247510063



Sent: 15-08-2009

16:23:29



Satu pesan singkat balasan yang kuterima setelah saya mengirimkan pesan singkat yang mengatakan : Aku hamil.






Jumat, 14 Agustus 2009

N O N E







Biarkan aku pergi, lalu menghitam dan terbenam. Berlalu dari setiap jengkal waktu yang kita lewati bersama..masa yang dulu kau anggap paling berharga, namun kini hanya kau rasa sebagai obrolan dungu belaka.


Kini dirimu bagai wangi yang menyisakan debar dalam pahitnya perjalanan.Yang kuingat dulu kau pernah bertutur padaku kita akan menemukan isyarat - isyarat, mengurai lanskap dan merancang rencana, namun kini kata hanyalah sederetan huruf tanpa arti belaka.


Sekarang kupejamkan cemas risauku, kularungkan pada sisa - sisa mimpi yang tak jadi, dan membiarkan riak air menjadi udara dan mengantarkan kata - kata yang tak terdengar...





What's Luv....







Apa dan siapa sich sebenarnya si cinta itu? Bukan Cinta Laura lho… Setiap orang membicarakannya tiap hari, berbicara tentang cinta seakan tiada habisnya. Semua hal dalam hidup bisa dikaitkan dengan cinta. Akhirnya muncul deh berbagai macam istilah seperti cinta keluarga, cinta bangsa, cinta negara, cinta pacar, cinta monyet, cinta buta, dan cinta-cintaan lainnya. Tapi kalau kemudian kita ditanya, apa sich cinta itu? Apa sich artinya cinta itu? Pasti bingung deh jawabnya.

Jaman SMP dulu jadi inget kalau kita suka bikin singkatan. Tapi sayang, banyak yang bilang CINTA itu singkatan dari Cerita Indah Namun Tiada Arti. Lha, kalau BENCI malah jadi singkatan dari Benar-benar Cinta. Sungkan (=malu – bhs. Jawa, red) bisa jadi berarti Sungguh-sungguh Mengharapkan. Lucu banget yach. Dulu sempat sich mengkoleksi berbagai banyak singkatan yang lucu dan aneh-aneh, tapi sekarang sudah entah dimana.


Eh, malah ketemu singkatan jenis penyakit yang dihubungkan dengan cinta di sini. Ada ada saja!


1. HIV : Hanya Impian Velaka ( maksudnya seeh belaka )

2. AIDS : Akibat Impian Dipendam Setahun
3. PMS : Pedihnya Menanti Sentuhanmu
4. SARS : Sakit Akibat Rasa Suka
5. TBC : Tekanan Bathin Cinta
6. SAKAW : SAkit KArena engkaW
7. KOLERA : KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
8. FLU : Feeling Lonely, Uuuhh …..

Kalau kata Erich Fromm & Wikipedia, cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu: 1. Knowledge (pengenalan) 2. Responsibilty (tanggung jawab) 3. Care (perhatian) 4. Respect (saling menghormati). Tapi yang lebih seru melihat definisi cinta menurut pandangan para ahli berikut ini.


Cinta Menurut Pandangan Para Ahli


AHLI MATEMATIKA

Cinta adalah suatu situasi dimana 1+1 bisa sama dengan 3, 4, 5 dan seterusnya…

AHLI FISIKA

Cinta adalah gaya tarik menarik antara dua manusia berlainan jenis (cowok & cewek) yang besarnya berbanding lurus dengan berat badan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak rumah keduanya.

AHLI KIMIA

Cinta terbentuk dari beberapa unsur yaitu P (Pandangan), Se (Senyuman), Li (Lirikan), Be (Belaian), Ra (Rayuan & Rabaan), Cu (ciuman), K (Kecupan) yang kalau direaksikan dalam ruangan yang remang-remang bisa menimbulkan ledakan dahsyat.

AHLI KEPENDUDUKAN

Cinta adalah penyebab ledakan penduduk (yang lebih dahsyat dibandingkan ledakan nuklir).

AHLI OLAHRAGA

Cinta harus didahului dengan warming up, supaya tidak terkilir.

AHLI MAKANAN

Cinta adalah suatu situasi yang bisa membuat tai kucing serasa coklat.

Sumber: tidak jelas, ada yang tahu?


Cinta memang penuh misteri. Semua pendekatan normal tidak berlaku untuk cinta. Cinta harus dimaknai dengan hati.





Karena Aku Mencintaimu.....








Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih, tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri.


Jangan pernah bilang “I love you” kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong.


Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya…


Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”. Bukan “Kamu dimana sih?”, tapi “Aku disini”. Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”. Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya”.


Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.


Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.


Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.


Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama kamu.


Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihMu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.


Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia tidak “worth it” sekarang, dia tidak akan pernah “worth it” setahun lagi ataupun 10 tahun lagi. Biarkan dia pergi…





B O R E D







Malam ini aku tak lagi menginginkan kamu hadir dalam mimpiku, tidak sama sekali, sebab hadirmu yang selalu menjadi Peri yang bersayap itu membuat aku muak, karena di setiap hadirmu yang dikelilingi sinar putih terang menyilaukan mataku dan membuat aku sakit karenanya, mungkin ada bagusnya kini kamu hadir bagai sesosok mahluk jahat, bertanduk merah, berbaju hitam agar sesekali hadirmu tak mambosankan sehingga pada keesokan harinya aku tetap mengira - ngira sebagai apa kamu nanti malam...

Entah apa yang aku rasa sekarang...malam bahkan kurasa lebih dingin dari malam - malam sebelumnya, cahaya bulan yang biasanya temaram, kali ini aku lukiskan dengan warna hitam, semilir angin yang menerpa daun telingaku kudengar seperti gunjingan para pria - pria nakal yang menjijikan dan sedang menggoda para perempuan jalanan, bunyi jangkrik yang bersahut - sahutanpun kudengar bagai ringkikan yang memekakan telinga.



kini Aku dan kamu....sama - sama berada dalam satu lingkaran yang kita beri nama bosan, entah siapa yang memulai ini semua sehingga tak ada lagi rasa yang mungkin bisa mengeluarkan kita dari dalam lingkaran ini dan tak tau sampai kapan kita terjebak di dalamnya


You should know dear..sometimes loves just ain't enough!




Who's Mine







Seperti biasanya sama dengan malam - malam kemarin...malam ini pun aku kembali mengais - ngais hatimu yang membeku, walaupun warnanya sudah menjadi coklat kehitam, keras bahkan dingin tapi tetap aku berharap ada sejumput rindu dan namaku di dalamnya....

Entah mengapa ego tetap saja mengalahkan akal sehatku...selalu yakin dengan hal yang tak mungkin...sinting!

Memang....dan saat ini aku sedang membayangkan kamu memperlihatkan hatimu yang berwarna merah seperti darah segar, dan setiap kali aku menyayat hatimu ada banyak rindu dan namaku di situ...

Yaa...namaku yang kau sulam dengan benang - benang yang terbuat dari emas bercampur dengan berlian berwarna hitam kesukaanku sebagai titiknya...rapi terjalin di antara setiap sudut hati, sehingga tak ada satupun ruang pun yang terlewatkan.


Namun setelah aku tersadar dari sepersekian detik lamunanku...kembali aku temukan diriku ternyata yang sedang mengais -ngais hatimu yang beku, tak ada namaku di sana, tak ada sejumput pun rindu yang tersisa bahkan sejuta cibiran dari mulut - mulut gatal yang sedang membicarakan apa yang sedang ku perbuat...


Sia - sia sudah kini, karna sampai sudah setipis ini, bahkan aku kini sedang mengikis dinding hatimu namun tetap tak juga aku temukan yang aku cari disitu...Sampai akhirnya aku yakin, hati itu bukan milikmu, bukan juga milikku....bahkan kita sama - sama tak bisa membaca nama siapa di dalamnya...




Inspirated by syabi : "tuhan, ajari aku membaca apa yang tak bisa ku tulis"






2 1 7







Kulangkahkan kaki memasuki tempat ini lagi, "Siang Bu" kata seseorang sambil membukakan pintu untukku. Yah...tempat ini, tempat di mana kita sering bertemu...

Setelah mengambil kunci di lobby, segera aku menuju sebuah kamar yang sudah kau pesankan untuk ku. Sebuah kamar tempat kita berkeluh kesah, membagi tawa dan tangis bersama bahkan menjadi saksi deru nafas kita, dan hanya kita serta dinding dingin dan bisu ini yang tau.


Kunyalakan semua lampu di dalamnya, kemudian sibuk berkutat di depan kaca. Tak sabar rasanya menunggumu "cinta".


Ah..lama, keluhku sambil merapikan kembali rambut panjangku..kugerai dan ku jepit dengan jepit berpita merah pemberianmu. Ya..aku ingin tampil secantik mungkin untukmu hari ini.


Tak lama ku dengar seseorang mengetuk pintu kamar, aku tau pasti itu kamu...sekali lagi aku pastikan penampilanku, "cantik" bisik ku meyakinkan diri sendiri sambil membukakan pintu untukmu.


"Hai Nadya sayang" kataku menyambutmu, sambil menutup pintu dan kembali ku biarkan kamar ini yang menjadi saksi kisah kami. Hanya kamar ini.





Going Mad






Perempuan itu kembali meneruskan langkah kakinya yang kotor, hitam dan tak menggunakan alas kaki...Ia menyimpan segudang keluh kesah di dadanya...Perempuan itu pergi...Pergi ketempat yang ia sendiri tak tau dimana...aku hanya mengandalkan kaki dan mata ini, keluhnya...karena aku sudah tak mau berfikir lagi...sebab setiap aku berfikir selalu ada bayangan sesosok monster yang mengerikan di otak ku.....

Ya..monster itu yang membuat aku pergi dari kehidupan nya....dia yang selalu menjilati setiap tetes keringatku agar dia bisa terus hidup dan bernafas....aku juga sudah jijik melihat ia menutupi boroknya setiap malam agar paginya tatkala ia memakai jubahnya yang terbuat dari kain sutra semua orang akan kagum dan menghormatinya....lagipula
aku sudah bosan dengan kata-kata kotor yang selalu terucap untuk ku belum lagi siksaan cambuk berduri yang sering aku rasakan jika tuan monster itu tak berkenan dengan apa yang aku lakukan....Perempuan itu terus menggerutu dalam perjalanannya, perjalanan atau pelarian...atau bahkan pencarian...

Perempuan itu terus berjalan...berhari-hari...
berminggu-minggu..bahkan telah berbulan-bulan... beberapa orang mengganggapnya gila, namun beberapa orang lain nya bersimpati padanya, namun perempuan itu tak mau dikasihani, ia hanya berguman "aku harus kuat, aku harus kuat, selalu kata-kata itu yang diucapkan nya...

Sehingga pada suatu hari perempuan itu merasakan kakinya mulai perih, matanya mulai berkunang-kunang, Ia sudah tak bisa melanjutkan perjalanan panjangnya. Ia merebahkan tubuhnya di bawah sebuah pohon rindang,untuk terakhir kali nya kembali bayangan monster itu hadir di otak nya seperti nyata..dan perempuan itu berkata..”kau tau sayang mengapa aku bisa bertahan selama ini dengan semua siksa dan dera dari mu?..itu karena aku mencintaimu”...


Tiupan angin pun menidurkan nya, ya perempuan itu tidur dan mungkin tak bisa membuka matanya kembali.




Letting Go







Perempuan itu tak berkeberatan seandainya si lelaki hendak meninggalkannya. Karena baginya, cinta itu seperti udara yang bisa dihirup dan dihembuskan lagi oleh siapa saja, secara cuma-cuma. Udara yang dikemas dalam sebuah tabung oksigen malah menunjukkan bahwa orang yang tengah menghirupnya tentu tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.

Perempuan itu tahu, cinta bisa datang dan pergi seperti udara. Ketika datang, nikmatilah semuanya, dan reguk sebanyaknya selagi ada. Dan ketika pergi, syukurilah semua kenangan yang pernah singgah dan selalu bisa kau putar ulang jika kau menginginkannya.


Perempuan itu tahu, bahwa cinta tak bisa dipaksa dan tak bisa memaksa. Karena cinta adalah rasa. Dan kau tak akan pernah bisa mengendalikan rasa; meski kau bisa mengendalikan raga dan menulis skenario mengenai apa yang bisa kau perbuat untuk meluapkan atau meredam rasa. Tetapi isi hati memang tak akan pernah bisa dipungkiri oleh dirimu sendiri.


Bahkan kau tahu itu.


Perempuan itu juga tahu, bahwa cinta tak dapat diikat dalam sebentuk cincin 24 karat, atau dimampatkan dalam huruf-huruf yang tertera di atas selembar surat. Untuknya, semua itu hanya prasyarat, simbol, atau sesuatu yang penting tetapi bukan yang terpenting, karena cinta itu cair, dan cinta tak akan pernah bisa kau genggam.


Ya, sekarang juga, pergilah ke bak mandi dan ambillah segenggam air. Genggam kuat-kuat, dan apa yang terjadi ketika semuanya mengalir pergi meninggalkan telapak tanganmu dan menetes dari sela-sela jemarimu? Hanya sensasi rasa basah yang tersisa, yang akan mengering sendiri ketika tertiup angin atau ketika kau gesekkan ke atas permukaan kain.


Perempuan itu tahu, cinta tak bisa diberi tali. Cinta, yang tak pernah mengenal kata harus dalam kamus, datang dan pergi sesuka hati.


Ketika cinta datang menghampiri dua insan pada waktu yang bersamaan, mereka berjalan bersisian. Ketika cinta pergi diam-diam meninggalkan salah satu atau keduanya, mereka berpisah di persimpangan.


Hidup ini adalah serangkaian pertemuan dan perpisahan yang tak ada habisnya. Bahkan kematian pun tak bisa menghentikannya, hingga jasad terus menggemburkan tanah yang kemudian merekahkan bunga-bunga berwarna-warni indah.


Perempuan itu tidak akan mengatakan ‘tidak’ seandainya lelaki itu hendak pergi. Karena kehilangan telah mengajarinya bahwa tak ada sesuatu pun di dunia ini yang sungguh-sungguh ia miliki.


Ya, perempuan itu siap melepaskan semua ketika waktunya tiba, dan mereguk bahagia selama kurun waktu yang masih tersisa, entah untuk berapa lama.





Tentang Sebuah Genggaman







Genggam tanganku dan utarakan semuanya melalui perantaraan jemari yang saling bertaut, hingga aku mampu merasa semua tertumpah diantara lekuk jemari kita. Ketika telapak tanganku terasa dingin, maka tanganmu menjelma menjadi tungku yang menghangatkannya.


Genggaman itu erat, namun tidak menyakitkan. Sedetik berada didalam genggamanmu membuatku merasa aman. Genggaman itu lembut, namun menguatkan. Sedetik berada didalam genggamanmu membuatku merasa dapat melalui segala rintangan yang ada.



Aku bisa merasakan semuanya dari genggaman tanganmu. Semuanya tertumpah dan terpusat pada sebuah genggaman yang tak lebih dari sedetik. Apabila suatu hari genggaman itu memudar, aku pun tahu bahwa sesuatu telah hilang. Sesuatu tak lagi berada disana.



Karena itu, sementara ini genggam tanganku dengan hati-hati. Seakan ada cinta yang rapuh dan melayang diantara kedua telapak tangan kita yang saling berdekatan. Genggamlah dengan cukup rapat, agar ia tidak meluncur pergi dan genggamlah dengan agak renggang, agar tidak menghancurkan sayapnya yang rapuh.



Genggam tanganku dan buatlah aku mengerti bukan dengan kata-kata. Hingga cinta yang berada didalam genggaman kita memiliki satu jiwa. Hingga kita tahu, didalam genggaman itu, kita ditakdirkan untuk bersama.





UNTILITED






Maka akan kucuri segala perih jiwamu, agar esok ketika sang surya mencaci dan bulir embun jatuh tepat dikelopak mataku kan kulihat senyum mengambang diantara tatap matamu yang menjelma sebagai semilir sang bayu dari seberang lautan tempat kau menghantarkan kebahagiaan pun memberi kesejukan dibawah terik siang hingga setiap jengkal nafas yang kuhirup membawa sebuah pertanda tentang janji usang yang lama terpajang dalam kelam.



Percayalah... kan ku jaga setiap tetes bahagia yang kau reguk dan kujadikan bercangkir-cangkir damai dalam mimpiku

So Pure




Kau..
bagaikan secangkir teh hangat
sebotol minyak kayu putih
dan selembar handuk kering
yang menantiku dirumah
saat hujan sedang turun dengan derasnya


PS: I miss you.

P A T A H




Seiring musim yang hilir mudik di tepi mimpi, sang bayu pun hadir mengalir dalam derunya hati. Terselip sejuta harap yang hampir pudar laksana lukisan malam yang dijemput pagi.

Kurasakan ragaku menggigil bersama derap langkahmu yang makin tersamarkan. Bayangmu pun makin tak tergambarkan dan akhirnya kudapati tubuhku terbaring di antara hampar ilalang.


Masih bolehkah aku melangkah bersama hampar ilalang di sepanjang jalan kenangan

tuk menata kembali tiap jengkal kehidupan dan mendaur airmata yang pernah tumpah ruah dalam dekapan?

Masih bolehkah aku tertawa saat senja bergerimis mulai mendulang suka lalu menjemput gelap di batas mata dan menuang rindu pada malam penuh cinta?


Namun ku hanya mampu tertunduk di tepi musim, meski masih ada hangat secuil rindu yang menggebu pada tarian ilalang di hampar kenang dan pada senja bersalju merajut beku. Hampir usai deru itu di penghujung waktu, atau sudah kah waktunya mengubur lalu?


Entah…


Kini hanya dedaun sunyi mengitari renungku pada malam senyap. Suntuk menghakimi dengan ribuan tanya tentang pekat. Gelegar bingar senyummu mencampakkan degup harapku. Persimpangan jalan menganga menunggu waktu. Kini langkah tercekat dan takdir semakin cepat tersekat.


Hingga malam ini gerimis mengosongkan riuh malam sepanjang perjalanan gelisah yang merantaiku dengan berjuta ragu.


Masihkah kau menginginkan ku?


Dongeng Sebelum Tidur




Malam purnama itu angin bersiul-siul nakal. Sawah-sawah bersorak gembira setelah hujan, sisa hujan yang kini menghidupkan derik katak dan jangkrik di sekitarnya. Alam sedang bersenandung.

Di bawah pohon itu Alisa bertanya pada kakaknya.


"Kakak, memang benar ya cerita nenek pemakan katak itu ada?"


Kakak mengangguk. "Ceritanya sih begitu pada jaman dahulu."


Alisa bersila, sambil mendekatkan badan ke kakaknya. "Bagaimana ceritanya?"


Kakak tersenyum, dan mulai bercerita.


"Katanya pada malam jum'at kliwon, para nenek yang punya ilmu hitam butuh makanan untuk ilmunya. Mereka membawa ketupat bekas sesajen hari itu, saat semua sudah terlelap di alam mimpi, sang nenek mengendap-endap keluar rumah. Ia membawa tongkatnya, berjalan terbungkuk-bungkuk menuju sawah. Seekor katak saat itu lewat, meloncat-loncat kegirangan oleh air dan cahaya bulan. Ia tidak sadar ada langkah yang mendekat. Ia terus meloncat, hingga sang nenek menangkapnya."


Alisa mengerang ngeri. Tapi ia mendengarkan jua lanjutan cerita sang kakak.


"Lalu katak itu dimakan pakai lauk ketupat yang dibawa sang nenek. Kemudian katak-katak yang lain ikut menjadi santapan sang nenek. Hingga akhirnya pagi menjelang, sang nenek kekenyangan, ketika hendak pulang ia baru sadar kalau perutnya membesar. Karena panik, maka di sepanjang jalan, ia memuntahkan lagi makanannya di atas pematang-pematang sawah. Dan esok paginya, orang-orang akan menemukan tumpukan kotoran putih bercampur abu-abu seperti kulit kodok."


Alisa merinding. Ia melihat sekeliling dengan ketakutan.


"Kenapa ceritanya seram begitu?"


"Memang begitulah keadaanya." Jawab sang Kakak.


"Lalu, apakah bayangan bungkuk yang di pematang sawah sebelah barat itu adalah nenek itu?"


Kakak menoleh ke arah yang ditunjuk Alisa.


Tampak bayangan orang bungkuk sedang mengendap-endap di pematang sawah, membawa sebuah tongkat dengan sesuatu seperti bungkusan tersangkut di ujung tongkatnya.


Kakak mendelik kaget, lalu meraup Alisa dan menggendongnya pulang.

Jika Aku Kehilangan Mu



Jika aku kehilangan mu...

Akan tetap ku artikan deburan ombak di laut lepas sebagai lagu cintamu
Akan tetap ku artikan hembusan bayu di hutan belantara sebagai bisikan sayangmu
Akan tetap ku artikan sejuk oase di padang safana sebagai teduh tatapanmu

Jika aku kehilangan mu...

Tak akan ku artikan kelam mu dalam langit mendung
Tak akan ku artikan hitam mu dalam gelap malam
Tak akan ku artikan angkara mu dalam gumpalan badai

Jika aku kehilangan mu...

Ku kumpulkan semua cinta yang terserak
Ku gerai semua indah yang terlupa
Ku rangkai semua dalam ruang jiwa

Jika aku kehilangan mu...

hilang tak bertepi di angan ku
karna hanya raga yang terbatas ruang dan waktu
tapi jiwaku selalu membawa bayang indah mu


I have a dream...
menyusuri pesisir pantai sambil mendengarkan nyanyian ombak, menikmati indahnya matahari terbenam, seseorang merangkul aku dari belakang sambil membisikan kata aku cinta padamu.....

I have a dream...
duduk di atas bukit beralaskan rumput hijau, menikmati secangkir cinta yang kau buat, sambil menunggu matahari terbit, seseorang di sebelah ku dengan senyum tulusnya mengucapkan aku cinta padamu....

I have a dream...
menikmati makan malam yang aku buat, dengan cahaya lilin serta payungi bintang sambil menikmati indah nya malam, seseorang di hadapan ku dengan mata indahnya mengatakan aku cinta padamu....

I have a dream...
menunggumu pulang di rumah kecil kita di pegunungan, menikmati gaduhnya jeritan nakal mahluk² kecil yang kau panggil sayang, sesaat mendengarkan langkah kaki datang aku membukakan pintu dan seseorang di balik pintu dengan pelukan hangatnya berbicara aku cinta padamu....

I have a dream...
and even have many dreams
but
I want it's not just a dream
Have You?

Mencintai...



BUKANlah bagaimana kamu melupakan... melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN
BUKAN bagaimana kamu mendengarkan... melainkan bagaimana kamu MENGERTI
BUKAN apa yang kamu lihat... melainkan apa yang kamu RASAKAN...
BUKAN bagaimana kamu melepaskan... melainkan bagaimana kamu BERTAHAN


Lebih berbahaya mencucurkan airmata dalam hati...
Dibandingkan menangis tersedu-sedu...
Air mata yang keluar dapat dihapus...
Sementara airmata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan
pernah hilang...


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang...
Tapi ketika Cinta itu TULUS... meskipun kalah,Kamu TETAP MENANG
hanya karena kamu berbahagia... dapat mencintai seseorang...

Aku dan Puisi Cinta



aku ingin menuliskan puisi untukmu...telah berhari - hari aku memikirkan nya namun aku belum dapatkan kata yang tepat untuk ungkapkan segenap rasa...

aku ingin menuliskan puisi cinta untukmu...dari debar jantung yang aku artikan dengan kata - kata...

aku ingin menuliskan puisi cinta untukmu...dari tatapan mata dan sentuhan lembut memakai bahasa pujangga...

aku ingin menuliskan puisi cinta untukmu...untuk katakan Cinta itu rumit...tapi bantu aku membuat nya sederhana...

aku ingin menuliskan puisi cinta untukmu...agar kamu tak bisa melupakanku...

aku ingin menuliskan puisi cinta untukmu...tapi ku urungkan niat ku..

karena aku ingin kau merasakan nya bukan hanya sekedar membacanya.....

Aku Dan Pelita



suatu malam lampu di rumah padam...
karena waktu sudah malam dan lilin kami habis akhirnya aku menyalakan pelita usang yang terbuat dari botol minuman berenergi...yang beberapa tahun lalu di buat ibu ku...


Karena terbangun dan tak bisa tidur lagi aku melamun di depan pelita itu...sambil terkagum² akan cahayanya....


aku berfikir apakah aku bisa seperti pelita usang ini?
memberikan cahayanya untuk ku di malam yang gelap, dengan sumbu yang alakadarnya, dengan apinya yang menari seolah berusaha menahan terpaan angin...


dan aku pun tertidur...


keesokan paginya aku tebangun..
kembali ku lihat pelita itu masih menyala, dengan sisa - sisa sumbunya ia menemani aku semalaman...


Dahsyat...


aku pikir tak perlu sumbu panjang yang cepat menghabiskan minyak sehingga nyalanya tak bisa bertahan satu malam, hanya sumbu kecil dengan nyala yang cukup tidak menghabis kan minyaknya jadi jika kita membutuhkan nya kelak ia masih akan ada untuk kita....


aku ingin seperti pelita usang ini....sungguh....

Mencintaimu dengan Sederhana


Aku mencintaimu dengan sederhana...

Kenapa?


Yah..bukan berarti segala sesuatu yang di katakan sederhana itu ngga berarti kan?


Tapi aku ngga bisa mengartikan bahwa cinta itu sederhana...


Memang..tapi aku ingin menyuguhkan cinta ini dengan cara yang sederhana..


Bagaimana kalau akhirnya tanpa kesan?


Semua tergantung kepada yang menerima, bagaimana dia menikmati suguhan cinta


Lalu kenapa harus dengan sederhana?


Cause presenting with much care not passion only


So...how if love has gone..?


nothing to loose...


kenapa pasrah?


Karena semua yang ada di dunia ini kan cuma titipan...


trus?


Yeah....i just want you to know i love you with all my feeling even though in a simple way..but its true...
Powered By Blogger