matahariku tenggelam
seiring senja yang menjemput malam
dan lagi-lagi aku hanya sendirian
membuatkan secangkir teh untuk suamiku yang tak kunjung pulang
dibalik kelambu biru aku menunggu sampai larut malam
sampai secangkir teh berasa seperti embun yang dingin
dan aku meminumnya
menikmatinya seolah air mani suamiku, yang mungkin terbagi...
di balik kelambu aku tertidur sampai pagi dan pagi lagi
tapi selalu saja kusiapkan teh hangat itu di samping kelambu
sekalipun harus kuminum sendiri karena mungkin suamiku terbagi
lagi...